Dalam masa setelah roda reformasi dapat
menggulingkan komandan rezim Orde Baru, terlihat kondisi lebih buruk
lagi pada HMI. Dalam masa itu seperti yang telah saya sebutkan di atas,
HMI tidak lagi menjadi mainstream. Di tengah kebebasan dalam
menyampaikan pendapat, HMI terlihat sedemikian serak. Jarang sekali
melakukan penyikapan terhadap kondisi-kondisi sosial yang timpang
termasuk dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi atau yang lain.
Ada dua hal yang kemungkinan besar
menyebabkan hal tersebut. Pertama, telah tumpul pisau analisis yang
dahulu menjadikannya sebagai organisasi kritis. Kedua, HMI tidak lagi
mampu menghimpun kekuatan untuk menyuarakan sikapnya secara bersama-sama
lantaran telah terjadi kritis militansi. Selain itu di tengah-tengah
gerakan Islam baik keagamaan maupun politik dengan politik aliran, HMI
justru kalah dengan yang lain.
Serpihan-serpihan pemikiran yang dahulu
pernah dilontarkan oleh senior-senior dan sekaligus adalah ideolog HMI
seperti Ahmad Wahib, DjohanEffendy, dan Nurcholish Madjid tidak mampu
dilanjutkan oleh HMI secara institusional sehingga HMI seakan kehilangan
akar genealogisnya. Pemikiran senior-senior itu sekarang justru banyak
dielaborasi di tempat dan komunitas lain, seperti Komunitas Islam Utan
Kayu dengan bendera Jaringan Islam Liberal (JIL) yang dengan sangat
intens melanjutkan gagasan-gagasan senior HMI tersebut.
Bila dalam komunitas itu sebagian besar
adalah kader HMI, sekali lagi itu bukan HMI secara institusional. Dan
itu, justru menunjukkan bahwa HMI memang sudah tidak lagi menyediakan
ruang untuk menggali pemikiran-pemikiran ideologis. Padahal dewasa ini,
ide-ide yang dulu kontraversial itu telah menjadi mainstream dan mulai
banyak mendapat apresiasi positif dari khalayak masyarakat.
Karena itu, HMI sesegera mungkin
menyadari kesalahan langkah yang diambilnya selama ini. Jika tidak
dilakukan, dalam waktu tidak lama judul di atas akan menjadi sangat pas
untuk menggambarkan kondisi HMI yang bagaikan anak ayam yang mati bukan
lantaran kekurangan makanan, melainkan justru tertimbun padi yang
menggunung di dalam lumbung yang seharusnya ia makan dengan porsi lebih
banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar